UMS Resmi Launching Penerimaan Mahasiswa Baru UMS Tahun 2023/2024

ums.ac.id, UMS – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) resmi menerima mahasiswa baru setelah soft opening, 1 November. Launching Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) untuk tahun ajaran 2023/2024 itu dibuka di Gedung Induk Siti Walidah (5/11).

Hingga pada saat launching, total pendaftar telah mencapai 267 pendaftar, dengan sebanyak 48 pendaftar telah lolos dalam tahap validasi pemberkasan.

Prof., Dr., Harun Joko Prayitno, M.Hum, menyampaikan harapannya kepada para Calon Mahasiswa Baru (Camaba) agar dapat lulus dengan tepat waktu, lulus dengan keberhasilan, juga dapat memanfaatkan beasiswa yang diberikan oleh UMS.

“Gunakan kesempatan itu, baik kesempatan untuk beasiswa atau kesempatan kompetisi-kompetisi UMS,” kata Harun.

Disebutkan juga bahwa UMS mulai tahun ajaran 2021/2022 memberikan apresiasi dan dorongan dalam bentuk beasiswa dengan kurang lebih sebanyak 3.500 beasiswa.

Untuk menjadi mahasiswa UMS, Camaba dapat memilih pendaftaran melalui jalur rapor, jalur beasiswa, dan jalur CBT (Computer Based Test).

“Jalur rapot diberikan kesempatan bagi calon mahasiswa yang lulusan tahun kemarin, kemudian bagi mereka yang masih di kelas 3 karena belum memiliki rapor semester, masih tetap diberikan kesempatan untuk melakukan tes lebih awal di UMS dengan jalur tes CBT dengan cara reservasi,” jelas Dr. Triyono, M.Si. selaku Ketua PMB.

Jalur CBT merupakan kemudahan yang diberikan oleh UMS dalam mengikuti tes, karena calon mahasiswa dapat memilih waktu sesuai dengan kesiapan calon mahasiswa tersebut.

Pada launching ini, 3 pendaftar dinyatakan lolos dan menjadi mahasiswa baru UMS. Beberapa pendaftar juga terlihat sedang menunggu antrean untuk lakukan tes CBT One Day Service.

Siti Nur Kholifah Khoirrunnisyak yang akrab disapa dengan Ica merupakan mahasiswa baru Psikologi yang lolos melalui jalur rapor.
“Karena yang pertama dari dulu keluarga sudah sini, dan saya berminat untuk di sini,” kata Ica.

Prof. Harun pada kesempatan itu menyebutkan bahwa UMS melakukan model baru untuk kelas di Korea. Model pembelajaran tersebut dilaksanakan dengan 2 tahun di Korea dan 2 tahun di Indonesia. Selama pembelajaran di Korea, dosen-dosen Indonesia akan terbang ke Korea, dan sebaliknya, selama pembelajaran di Indonesia, dosen-dosen Korea yang ke Indonesia. (Maysali/Humas).